Saturday, August 15, 2009

Dahaga seorang hamba


Disuatu kamis malam yang menunjukkan angka 23.00 dgn kalender masehi menunjukkan tanggal 13 agustus 2009

Memikirkan bagaimana seorang penyair bisa menciptakan kata-kata indah, bagaimana seorang kawan membentuk sebuah kalimat sarat makna. Mendapatkan jawaban satu jawaban, yaitu kemurnian dari jiwa mereka yang membuat mereka berpikir dengan cara yang berbeda dengan orang pada umumnya. Senang berpikir kenapa saya tidak bisa, padahal saya menginginkan hal yang sedemikian itu.. Ya karena saya tidak punya cara pikir seperti mereka. Otak saya, seperti otak pada umumnya, memandang semua aspek di bumi dan di langit serta isinya seperti kebanyakan orang yang menganggap bahwa timbulnya awan sebelum hujan adalah wajar, munculnya pelangi setelah hujan adalah lumrah adanya. Tapi mereka menghubungkan awan, hujan, dan pelangi dengan lagu cinta yang menawan membuat pembaca dan penikmatnya selalu dahaga disetiap titik.

Mencintailah dengan sederhana seperti hujan yang hendak menyapa awan, tetapi setiap kali hujan mendekat, selalu terlambat. Karena awan akan menghilang seiring dengan munculnya hujan. Tetapi upaya hujan untuk mendekati awan tidak lah berakhir sia-sia, karena tersembullah warna me ji ku hi bi ni u yang memukau bagai singgasana malaikat menunggu untuk dikunjungi….

Itu sebagian perumpamaan indah yang mereka ciptakan, tapi maap saya kurang pandai menjelaskan. Jika inti yang sama yang saya sampaikan dengan yang akan mereka sampaikan saya merasa mereka akan melakukan seribu kali lebih baik dari yang saya lakukan. Mungkin jutaan..

Saya melankonis, iya. Saya romantis, iya tapi belum terbukti karena hanya dalam imajinasi saya saja. Saya pemberontak, iya tapi jarang saya lakukan karena saya menyukai dunia saya yang aman. Dimana banyak orang yang mengaku mereka normal dan jauh dari pikiran sakit jiwa yang sependapat dengan saya bahwa diam adalah emas, bahwa mengangguklah tanda setuju kamu masih waras, tapi ujungnya gerundel dibelakang tanpa bertindak apapun selain bercuap-cuap bibir dan sekedar olahraga bibir dengan tujuan membikin bibir basah, padat dan seksi.

Itu berarti apakah saya pengecut??????????tidak,, saya tidak pengecut, saya menempatkan diri pada alam wajar, alam dimana makan adalah kewajiban, mengangguk adalah menghormati, mencibir dibelakang adalah suatu kewajiban untuk mendapat pembenaran pribadi…
Seperti penyair yang pandai merombak kata sederhana menjadi kata sarat makna. Maka itulah yang kita lakukan saat ini. Kamu mungkin tidak sepaham dengan saya, tapi saya berhak untuk bicara yang saya rasakan dan saya alami, serta yang saya inginkan,. Jangan jadikan saya korban kesekian dari kasus seperti prita. Yang hanya karena bicara yang dia rasakan dan dia yakini di alam elektronik dia terpenjara selama???entah saya lupa, kira-kira satu bulan (maaph jika saya mengurangi atau menambahi hari, karena saya benar-benar lupa). Dan takjubnya, beritanya kalah dengan berita kehidupan rumahtangga seorang Indonesia yang secara kebetulan atau takdir menikah dengan pangeran Malay.. bak crita sinetron yang durasinya selalu diperpanjang untuk menarik sensasi yang heboh luar biasa……..

Maaphkan bagi pihak yang tersinggung, saya hanya ingin belajar menulis dan saya tau tulisan saya masih kacau, karena memang itulah pikiran saya. Bukan bukan isi pikiran saya yang kacau, tulisan saya yang kacau, belajarlah untuk membedakan itu,,!!!!,

1 comment: